Jumat, 24 November 2023

MAKNA LAFADZ “DZALIKA AL-KITABU” DALAM QS. AL-BAQARAH (2) ADALAH TAURAT & INJIL?


Firman Allah dalam QS. Al-Baqarah (2):1-2

الم (١) ذَلِكَ الْكِتَابُ لا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ (٢) 

Artinya:

(1) Alif laam miin. (2) Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa,

Pada umumnya,--misalkan kita melihat dalam tafsir Jalalain karya Al-Mahalli &As-Suyuthi--, penafsiran lafadz ذلك الكتاب (dzalika al-kitabu) dalam QS. Al-Baqarah (2):2 di atas yang dimaksud dengan “al-kitabu” adalah Al-Qur’an. Hal ini dengan jalan melakukan ta’wil terhadap lafadz “dzalika” yang bermakna “itu”, yakni isyarat untuk sesuatu yang jauh menjadi “hadza” yang berarti “ini”, yakni isyarat untuk sesuatu yang dekat. Hal ini kemudian dikaitkan dengan statemen setelahnya yaitu lafadz “laa rayba fiih” yang bermakna “tiada keraguan di dalamnya”. Begitu pula ia (al-kitabu) menjadi petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa (hudan lil muttaqin). Kriteria orang-orang yang bertaqwa kemudian dijelaskan pada 2 (dua) ayat berikutnya.

Jika penafsiran ini yang kita gunakan, maka dua ayat dari QS. Al-Baqarah (2):2 ini dapat diterjemahkan:

“Ini adalah Al-Qur’an yang tidak ada keraguan di dalamnya. Ia merupakan petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa.”

Namun demikian, meninjau muqaddimah tafsir Muqatil bin Sulaiman, kita akan menjumpai suatu penafsiran yang berbeda. Di dalam Muqaddimah Tafsir Muqatil bin Sulaiman tertulis sebagai berikut:

حدثنا الهذيل عن أبى بكر الهذلى عن عكرمة فى قوله—عز وجل--: "ذلك الكتاب" يعنى التوراة والإنجيل، قال أبو روق: فى قوله—سبحانه--: "لا ريب فيه" لا شك فيه "وهدى للمتقين" قال: كرامة لهم هداهم إليه.

Artinya:

Bercerita kepada kami Hudzail, dari Abi Bakr Al-Hudzali, dari Ikrimah. Di dalam masalah Firman Allah ‘Azza wa Jalla: “itu adalah Al-Kitab” yakni Taurat dan Injil. Abu Rauq berkata dalam masalah Firaman Allah subhanahu wa ta’ala: “tiada keraguan (rayba) di dalamnya” [yakni] tiada keraguan (syakk) di dalamnya. Dan [tafsir atas firman Allah] “petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa”. Ia berkata: “sebagai kemuliaan bagi mereka dengan ditunjukkannya mereka kepada-nya (Al-Kitab).

Berdasarkan kutipan di atas, berdasrkan pendapat Ikrimah, yang dimaksud dengan firman Allah “dzalika al-kitabu” (itu adalah Al-Kitab), adalah Taurat dan Injil. Secara lahiriah bahasa, penafsiran ini lebih bisa diterima. Karena kata penunjuk (ism isyarah) yang digunakan adalah lafadz dzalika yang itu merupakan penunjuk untuk sesuatu yang jauh. Dan ini disandingkan dengan lafadz “al-kitabu” (Kitab), yang secara logis adalah kitab suci yang turun sebelumnya. 

Jika penafsiran ini yang kita digunakan, maka terjemahan dari QS. Al-Baqarah (2):2 tersebut akan menjadi sebagai berikut:

“Itu adalah Taurat dan Injil yang tidak ada keraguan di dalamnya. Ia merupakan petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa.”


Wallahu a’lam


Malang, 25 Nopember 2023



R. Ahmad Nur Kholis, M.Pd

Tidak ada komentar:

Posting Komentar