Oleh: R. Ahmad Nur Kholis, M.Pd
B = Miskin
T = True (benar)
F= False (salah)
Kemudian variabel-variabel tersebut kita operasikan secara lgokia demikian:
(-A) -> B (Tidak mengaji >> miskin)
A -> B (Mengaji >> miskin)
----
Jadi ((-A)^ A) -> B atau ((-A)v A) -> B
= F -> B = T -> B
= (-F) v B = (-T) v B
= T v B = F V B
= B = B
Malang, 31 Maret 2019
Setelah sebelumnya saya mencoba membahas “kere aktif” ala Gus Baha’ dalam persepektif filsafati, sekarang kemudian saya berkeinginan untuk membahasnya dalam kaca mata logika. Logika sebagaimana didefiniskan para ahli, ia adalah ilmu yang mempelajari cara penalaran yang lurus. Kattsoff (1996) mengatakan bahwa logika adalah piranti filsafat. Pada tataran Ilmu menurut Jujun S. Suriasumantri logika adalah sarana berpikir ilmiah.
Berikut ini adalah silogisme tentang bagaimana Gus Baha’ dalam prosesnya secara logis untuk mencapai kesimpulan bahwa: “Tidak ada hubungan antara mengaji dan kere” yang dirumuskan dalam bentuk variabel-variabel:
Pertama harus kita sepakati beberapa hal dibawah ini:
A = Mengaji
-A = Tidak mengajiB = Miskin
T = True (benar)
F= False (salah)
Kemudian variabel-variabel tersebut kita operasikan secara lgokia demikian:
(-A) -> B (Tidak mengaji >> miskin)
A -> B (Mengaji >> miskin)
----
Jadi ((-A)^ A) -> B atau ((-A)v A) -> B
= F -> B = T -> B
= (-F) v B = (-T) v B
= T v B = F V B
= B = B
kesimpulan akhirnya : B (miskin) tanpa disebabkan A (mengaji) atau -A (tidak mengaji)
Dengan kata lain tidak ada hubungan sebab akibat antara ngaji/tidak ngaji dengan kemiskinan.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar