![]() |
| Sampul Kitab Majmu'ah min Kalam Al-Aimmah |
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah subhanahu wa ta’aala. Karena pada hari (malam) ini, Sabtu, 6 Juli 2024, bertepatan dengan jam: 00:56 WIB, saya telah merampungkan scanning dokumen sebuah kitab risalah kecil dengan judul: ‘Majmu’at min Kalam Al-Aimmah’, sebuah kitab risalah kecil yang cukup unik ditulis oleh KH. Muhammad Ali, dari pesantren Al-Islah Bringin Pamekasan Madura. Shalawat beserta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada baginda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Semoga kita termasuk ke dalam ummat yang berhak mendapatkan syafaatnya.
Pada dasarnya, kitab risalah kecil ini sudah cukup lama berada dalam koleksi kami, setelah kami mendapatkannya dari seorang saudara famili saya yang juga merupakan seorang santri dan alumni pensatren salaf Al-Islah Bringin. Kitab risalah ini saya sudah dapatkan kira-kira sejak tahun 2007 lalu. Dan saya hanya membacanya sekali saja sejak saat itu. Belakangan, beberapa tahun kemudian, saya teringat kembali untuk membacanya. Dan sejurus kemudian, di masa digitalisasi saat ini, saya ingin pula untuk melakukan digitalisasi kitab risalah ini untuk kebermanfaatan dan akses yang lebih luas.
Kitab risalah kecil ini cukup tipis, tapi—setidaknya bagi saya pribadi—adalah cukup unik. Kitab ini disusun oleh lora Muhammad Ali—sekarang sudah kiai—dari pondok pesantren Al-Islah Bringin: sebuah pesantren di pelosok Madura (Pamekasan), yang sejak dulu hingga kini menjaga nuansa salafiyahnya, baik dari segi kurikulul maupun yang lainnya. Di dalam kitab risalah kecil ini terkumpul maqalah-maqalah dari beberapa ulama yaitu: (1) Kiai Salim Syafiuddin (ayahanda KH Muhammad Ali, pengasuh pertama Pesantren Al-Islah Bringin); (2) Syaikh Al-Imam Hujjatul Islam Al-Ghazali; (3) Syaikh Al-Imam Ibn Athaillah As-Sakandari; dan (4) Syaikh Al-Imam Ibn Ubbad An-Nafazi.
Sejauh pembacaan sekilas, saya melihat bahwa pengumpulan maqalah-maqalah para ulama ini—yang mana termasuk pula maqalah Imam Al-Ghazali dari kitab Ihya’ Ulumuddin—bukanlah dikumpulkan secara kebetulan saja, atau sekedar dikumpulkan. Melainkan karena di antara maqalah-maqalah tersebut dapat ditarik benang merahnya. Sehingga dapat dikatakan semangat menjaga otentisitas, orisinalitas ajaran agama Islam tetap dijaga dari waktu ke waktu. Demikianlah yang tercermin sejauh pembacaan terhadap risalah ini. Hal ini dapat menguatkan pendapat bahwa ulama nusantara sangat dipengaruhi oleh pemikiran Ghazalian.
Saya juga melihat dan merefleksikan pula bahwa keberadaan dan disusunnya kitab risalah kecil ini pada dasarnya sebagai suatau rambu-rambu atau garis-garis besar haluan bagaimana pesantren dilaksanakan dan dijalankan. Tercermin daripadanya bagaimana pesantren menjaga manhaj al-fikr dirinya sebagai sub-kultur. Beberapa point pokok isi dari kitab risalah kecil ini adalah sebagai berikut:
- Kalam KH. Salim Syafiuddin untuk tidak mengubah haluan dan manhaj pesantren untuk tetap menjadi pesantren salaf dan menolak perkembangan pendidikan modern. Diimplementasikan dengan pendidikan di pesantren Al-Islah untuk hanya mengajarkan ilmu agama.
- Kalam Imam Al-Ghazali tentang ilmu dunia dan ilmu akhirat (agama), serta urgensi pengajaran ilmu akhirat (agama).
- Keutamaan ilmu agama—ilmu yang menambah takut (khasyyah) kepada Allah--yang dikutip dari Syarah Al-Hikam karya Ibnu Athaillah As-Sakandari
- Doktrin kemandirian pesantren yang tersirat dari kalam Ibnu Athaillah As-Sakandari dalam kitab At-Tanwir
- Kalam KH Salim Syafiuddin tentang penjagaan jarak antara pesantren dengan pemerintah, diwujudkan dengan tidak menerima bantuan dari pemerintah. Hal ini didukung dengan argumentasi panjang lebar tentang kehati-hatian untuk mendekat kepada penguasa bagi seorang ulama, yang diambil dari kalam Imam A-Ghazali.
Kita bisa saja setuju atau tidak setuju dengan isi dan argumentasi yang dimuat dalam kitab risalah kecil ini. Akan tetapi setidaknya kita dapat mengerti bagaimana pesantren salaf dapat menjaga integritasnya. KH. Ahmad Muhammad Sahal Mahfudz (Allah yarham) pernah mengatakan dalam artikelnya yang ditulis kira-kira tahun 1980-1990-an kurang lebih demikian: dunia pesantren semakin melemah integritasnya sejauh perjalannya bergumul dengan sistem pendidikan modern.
Demikian pula kita dapat mengerti bahwa kitab risalah kecil ini adalah unik. Semoga bermanfaat adanya. Amin.
Wassalamu’alaikum wr. Wb.
Malang, 6 Juli 2024
R. Ahmad Nur Kholis, M.Pd
e-mail: kholis3186@gmail.com
HP: 081335557124

Terimakasih banyak.
BalasHapustrimakasih banyak.
BalasHapus