Sejauh saya membaca sejarah kemerdekaan Indonesia, saya melihat bahwa Indonesia dan Palestina memiliki suatu hubungan emosional yang begitu erat. Pasca Proklamasi di bacakan oleh Soekarno-Hatta, maka secara defacto Indonesia sudah memasuki masa kemerdekaannya. Pada tahapan inilah maka Soekarno-Hatta layak untuk menyandang gelar sebagai pahlawan proklamator.
Hal ini karena, setelah proklamasi dibacakan, tanggung jawab yang berat kemudian adalah bagaimana mempertahankan kemerdekaan yang telah diprolamasikan itu?. Jika saja Soekarno-Hatta gagal di dalam mempertahankannya, maka ia akan dianggap sebagai penjahat perang dan akan dikenai hukuman Mahkamah Internasional. Dari sini kemudian kita dapat memahami mengapa Soekarno-Hatta mencari dukungan masyarakat luas keliling Indonesia (termasuk KH. Hasyim Asy'ari) untuk mempertahankan Indonesia merdeka dengan perlawanan semesta. Dan dari sini pula dapat dipahami mengapa sampai terjadi peristiwa 10 Nopember setelah fatwa Jihad 22 Oktober. Juga peristiwa Bandung lautan api dan semacamnya.
Hal yang juga diperlukan selain perlawanan fisik untuk mempertahankan kemerdekaan secara defacto, kemerdekaan secara hukum internasional (dejure) juga harus dicapai. Di sini, Indonesia memerlukan pengakuan kemerdekaan di masyarakat internasional. Dalam hal ini, kemerdekaan Indonesia harus setidaknya diakui oleh setidaknya 1 (satu) negara lain yang berdaulat.
Dalam rangka ini, maka KH. Agus Salim sebagai seorang diplomat dan negosiator ulung yang menguasai banyak bahasa negara-negara di dunia diutus untuk meminta dukungan negara-negara luar (khususnya negara Islam timur tengah). Maka dimulailah perjalan KH. Agus Salim ini mengunjungi negara-negara seperti Mesir, Saudi Arabia, dan Palestina.
Tercatat, bahwa Palestina adalah negara berdaulat pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia dan didukung pula oleh negara-negara liga arab yang lain pada tahun 1946. Hasil musyawarah negara-negara liga Arab pada tahun 1946 menyatakan dukungan atas kemerdekaan Indonesia atas ikatan persaudaraan, agama, dan kekelauragaan muslim. Bahkan dukungan Indonesia merdeka diberikan Palestina sejak sebelum proklamasi yaitu pada tahun 1944.
Tahun 1947, warga "Yahudi Asing" yang merupakan pelarian dari Jerman, di bawah pimpinan David Ben Gurion menyatakan merdeka dari Palestina dan melakukan pemberontakan terhadap otoritas Palestina. Konflik terus berlangsung sampai saat ini.
Lalu, bagaimanakah Indonesia pemerintah dan rakyatnya harus bersikap?
Malang, 5 Nopember 2023
R. Ahmad Nur Kholis
kholis386@gmail.com

Tidak ada komentar:
Posting Komentar