Minggu, 01 Maret 2015

Tafsir Al-Manar: Muhammad Abduh & Rasyid Ridha

Kitab Tafsir Al-Manar ini nama aslinya adalah: 'Tafsir Al-Qur'an Al-Hakim.' Lalu kemudian dikenal dengan nama: Al-Manar. Merupakan Buah Karya guru dan Murid Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha.
Muhammad Abduh lahir di Delta Nil (kini wilayah Mesir), 1849 – meninggal di Iskandariyah (kini wilayah Mesir), 11 Juli 1905 pada umur 55/56 tahun. Ia adalah seorang pemikir muslim dari Mesir, dan salah satu penggagas gerakan modernisme Islam.
Ia belajar tentang filsafat dan logika di Universitas Al-AzharKairo, dan juga murid dari Jamaluddin al-Afghani, seorang filsuf dan pembaru yang mengusung gerakan Pan Islamisme untuk menentang penjajahan Eropa di negara-negara Asia dan Afrika.
Muhammad Abduh diasingkan dari Mesir selama enam tahun sejak 1882, karena keterlibatannya dalam Pemberontakan Urabi. Di Lebanon, Abduh sempat giat dalam mengembangkan sistem pendidikan Islam. Pada tahun1884, ia pindah ke Paris, dan bersalam al-Afghani menerbitkan jurnal IslamThe Firmest Bond.

(Muhammad Abduh)

Pemikirannya banyak terinspirasi dari Ibnu Taimiyah, dan pemikirannya banyak menginspirasi organisasi Islam, salah satunya Muhammadiyah, karena ia berpendapat, Islam akan maju bila umatnya mau belajar, tidak hanya ilmu agama, tapi juga ilmu sains.
Muhammad Rasyid bin Ali Ridha bin Syamsuddin bin Baha'uddin Al-Qalmuni Al-Husaini (dikenal sebagai Rasyid Ridha1865-1935) adalah seorang intelektual muslim dari Suriah yang mengembangkan gagasan modernisme Islam yang awalnya digagas oleh Jamaluddin al-Afghani dan Muhammad Abduh. Ridha mempelajari kelemahan-kelemahan masyarakat muslim saat itu, dibandingkan masyarakat kolonialis Barat, dan menyimpulkan bahwa kelemahan tersebut antara lain kecenderungan umat untuk mengikuti tradisi secara buta (taqlid), minat yang berlebihan terhadap dunia sufi dan kemandegan pemikiran ulama yang mengakibatkan timbulnya kegagalan dalam mencapai kemajuan di bidang sains dan teknologi. Ia berpendapat bahwa kelemahan ini dapat diatasi dengan kembali ke prinsip-prinsip dasar Islam dan melakukan ijtihad dalam menghadapi realita modern.
Mulai tahun 1898 hingga wafat (1935), Ridha menerbitkan surat kabar yang bernama Al-Manar. Nampaknya, Nama Kitab Tafsir ini diambil dari nama majalah tersebut. 
Karakteristik Tafsir ini adalah, bahwasanya ia ditulis dengan metode tafsir Adabi-ijtima'iy. Yakni penafsiran dengan menggunakan metode pendekatan sosio-kultural. Selain itu, penulisnya: Muhammad Abduh, sebagaimana Rasyid Ridha sangat dipengaruhi oleh Rasionalisme Mu'tazilah dalam Tafsir ini. sampai-sampai, Pembahasan tentang Surah 'Jin' dalam Al-Qur'an seakan sulit untuk dijelaskan oleh Abduh. Karena hampir Rasio tidak bisa mencapainya, dan setelah pembahasan yang agak berbelit-belit, dapat disimpulkan bahwasanya penulis Tafsir ini menyimpulkan bahwa Jin itu adalah sekedar 'halusinasi' manusia saja. 
Pernyataan demikian ini, sontak saja mendapat kritikan oleh jumhur ulama, dan akhirny Mempertanyakan tentang apakah bisa kitab Tafsir al-Manar ini ditolerir ?. Namun demikian, sebagai sebuah kontribusi Intelektual karya Abduh dan Rasyid Ridha ini patut kita hargai. Utamanya, karena Prinsip yang melatarbelakangi penulisan Tafsir ini adalah: "Upaya meewujudkan Al-Qur'an yang bisa diterima sebagai pedoman sepanjang Masa."
Kitab Tafsir Al-Manar bisa didownload di sini :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar